Thursday, February 11, 2016

SENI RUPA PRAMODERN, MODERN, DAN POST MODERN

 SENI RUPA PRAMODERN, MODERN, DAN POST MODERN


SENI RUPA PRAMODERN
Seni rupa pramodern merupakan babakan sejarah dalam seni rupa sebelum zaman industri. Dilihat dari arti kata pramodern yang berarti sebelum maju atau modern maka seni rupa pramodern berarti seni rupa sebelum jaman modern. Seni rupa terus mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan kebudayaan manusia, dan dapat kita lihat baik dari aspek kesejarahan , aspek konseptual, maupun aspek kebentukan. Seni rupa pramodern dapat dikelompokkan menjadi primitivisme, naturalisme, realisme, dan dekorativisme.

1. Primitivisme
Primitivisme adalah corak karya seni rupa yang memiliki sifat bersahaja, naif, sederhana, spontan, jujur, baik dari segi penggarapan bentuk maupun pewarnaan. Senimannya bebas dari belenggu profesionalisme, tradisi, teknik, dan latihan formal proses kreasi seni. Aliran primitivisme cenderung berlandaskan pada sebuah objektivitas yang diinginkan. Ciri-ciri aliran primitivisme antara lain :menggambarkan sebuah subjek dengan bagian yang sangat datar dan cenderung sangat sederhana, selain itu juga terikat dengan kehidupan manusia zaman dahulu yang cenderung primitiv.

2. Naturalisme
Naturalisme adalah corak karya seni rupa yang teknik pelukisannya berpedoman pada peniruan alam untuk menghasilkan karya seni. Aliran naturalisme mencoba memvisualisasikan sebuah keadaan alam ke atas sebuah kanvas. Sehingga seniman terikat sekali pada hukum proporsi, anatomi, perspektif, dan teknik pewarnaan untuk mencapai kemiripan sesuai dengan perwujudan objek yang dicerap mata. Tokoh-tokohnya antara lain Abdullah SR, Wakidi, Pirngadi, Basoeki Abdullah, Trubus, Dullah, Rustamadji, Wahdi, dan lain-lain.

Ciri-ciri aliran naturalisme antara lain : tema alam lingkungan yang memiliki potensi tinggi, mengutamakan unsur-unsur keindahan sehingga hanya keadaan alam tertentu yang menjadi objek lukisan, tidak banyak melibatkan ekspresi melainkan sebuah objektif yang nyata, dan cenderung selalu menampilkan unsur alam yang objektif.

3. Realisme
Aliran realisme cenderung menghasilkan karya yang mengungkapkan fenomena nyata yang terjadi di alam dan kehidupan yang dialami secara objektif. Aliran seni rupa ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari naturalisme. Intisari filosofinya menunjukkan keyakinan seniman terhadap realitas duniawi yang kasat mata sebagai objek penciptaan karya seni.

Pada umumnya realisme dibedakan menjadi beberapa katagori. Misalnya realisme sosialis (yang cenderung mengungkapkan adegan-adegan kehidupan manusia yang serba sengsara, getir, dan pahit). Dalam pengertian murni aliran realis berusaha melukiskan keadaan secara nyata, seniman realis memandang dunia ini tanpa ilusi, mereka menciptakan karya seni rupa yang nyata menggambarkan apa-apa yang nyata dan benar-benar ada di dunia ini.

Seniman realis mendasarkan seninya pada pencerapan panca inderanya tanpa mengikut-sertakan fantasi dan imajinasinya. Tokoh-tokoh realisme di Indonesia antara lain Raden Saleh (realisme romantis), S. Soedjojono, Dullah, Rustamadji (realisme fotografis) Dede Eri Supria, Ronald Manullang (Realisme Baru).

Ciri-ciri aliran realisme antara lain cenderung sesuai dengan fakta-fakat dan sesuai dengan perbuatan alam, tidak berlebihan dalam hal warna dan keindahan seni, dan cenderung meniru bentuk-bentuk di alam secara akurat menyerupai bentuk aslinya.

4. Dekorativisme
Karya seni rupa dekoratif senantiasa berhubungan dengan hasrat menyederhanakan bentuk dengan jalan mengadakan distorsi, ciri-cirinya bersifat kegarisan, berpola, ritmis, pewarnaan yang rata, dan secara umum mempunyai kecenderungan kuat untuk menghias. Tujuan dan sifat hias ini menyebabkan keindahan rupa dekoratif termasuk kategori seni yang mudah dicerna oleh masyarakat.
Karya seni rupa dekoratif dapat diklasifikasi menjadi dua bagian utama, yakni dekoratif figuratif, dan dekoratif geometris. Dekoratif figuratif biasanya ditandai dengan penggambaran wujud figur atau bentuk-bentuk di alam yang kita kenali. Seperti misalnya pemandangan, pasar, kota, hewan-hewan di tengah rimba, lukisan kehidupan sehari-hari, dan lain sebagainya. Namun teknik pelukisannya tidak berupaya untuk meniru rupa secara realistis, melainkan dikerjakan dengan bentuk yang datar tanpa memperhitungkan aspek volume dalam penggarapan bentuk visual.

Dekoratif geometris adalah karya-karya seni rupa yang bebas dari peniruan alam, perwujudannya merupakan susunan motif, bentuk, atau pola tertentu di tata sedemikian rupa sehingga memiliki kapasitas untuk membangkitkan perasaan keindahan dalam diri pengamatnya. Lukisan-lukisan geometris cenderung rasional karena terikat pada pola, motif, atau bentuk-bentuk dan teknik pelukisan yang menuntut ketrampilan dan kesabaran dalam proses kreasinya.

Contoh seni rupa dekoratif geometris dapat dilihat pada ragam hias di daeerah-daerah seluruh kepulauan Indonesia. Misalnya motif pilin berganda, lingkaran, elips, setengah lingkaran, segi tiga, prisma, empat persegi, dan lain-lain. Motif tersebut biasanya tersusun rapi denganteknik pengulangan, sehingga tercipta suatu harmoni. Karena penempatannya mementingkan keteraturan dan kerapian, maka dalam bentuk tradisional komposisinya simetris. Namun kerap pula kita jumpai dalam era modern komposisi yang bebas, seperti pada karya Sapto Hudoyo dan Hatta Hambali.
Tokoh-tokoh pelukis dekoratif di Indonesia adalah Kartono Yudokusumo, Widayat, Suparto, Ratmoyo, Batara Lubis, AmrusNatalsya, Irsam, Sarnadi Adam, Ahmad Sopandi, Boyke Aditya, A.Y. Kuncana, I Gusti Nyoman Lempad, I Gusti Ketut Kobot, I Gusti Made Deblog, dan banyak lagi.



SENI RUPA MODERN (Kontemporer)

A.    Pengertian
Modernisme adalah aliran atau mazhab estetika pembaruan yang mengiringi perkembangan desain dan seni rupa pada umumnya menjelang abad ke-20. Pada perkembangan akhir modernisme, cenderung mengagungkan fungsi menjadi nafas utama paham ini, terbukti hanya menampilkan bentuk kaku, kering dan mengakui seniman sebagai “MANUSIA JENIUS”.

Setiap karya seni modern selalu disertakan nama senimannya tersebut. Karya seni modern cenderung mengedepankan kesederhanaan dan bersifat universal. Seorang seniman modern akan melihat dunia yang sedang dihadapinya sebagai objek lukisan seolah-olah seperti baru saja objek itu diciptakan. Satu syarat yang masih dituntut oleh seni modern dan bahkan menjadi ciri khasnya ialah “kreativitas”.

Bagaimana keterkaitan antara modernisme dengan kontemporer.?
Merujuk kepada apa yang diutarakan oleh Sarah Newmeyer, bahwa seni modern itu boleh jadi berupa gambar bison yang digoreskan 20.000 tahun yang lalu dan boleh jadi juga karya Picasso yang baru saja diselesaikan pagi ini. Dari kedua penafsiran di atas, sangat berbeda dengan seni kontemporer, karena seni kontemporer cenderung diartikan sebagai seni masa kini.

B.    Ciri-ciri dan Unsur Modernisme (Desain dan Seni Rupa)
1.    Ciri-ciri seni modern (Desain dan Seni Rupa)
Minimalis
Rasionalitas/Rationality
Dominant bentuk-bentuk geometris
Tidak ada unsur ornament
Univeesal
Fungsionalitas diprioritaskan
Orisinalitas/kemurnian/purity
Penguatan dalam konsep
Kreativitas
Memutus hubungan dengan sejarah

2.    Unsur-unsur Modernisme
Eksperimen
Pembaruan (Inovation)
Kebaruan (Novelty)
Orisinalitas


C.    Fungsi dan Tujuan Seni Modern

1.    Memberi warna baru terhadap kebutuhan manusia baik secara fisik maupun psikis
       Fisik : Munculnya bentuk-bentuk desain arsitektur yang baru dan desain-desain lainnya seperti            alat-alat transportasi, fashion dll

       Psikis: Mengurangi kejenuhan penikmat karya seni, karena muncul berbagai aliran baru seperti            pada seni lukis dan cabang seni lainnya.

2.    Meningkatkan popularitas para seniman, karena seni modern  selalu menyertakan nama                        senimannya pada setiap karya yang diciptakan.

3.    Memberikan kemudahan masyarakat, karena banyak penemuan-penemuan baru dari hasil                  eksperimen para seniman modern.



SENI RUPA POST MODERN

Pengertian
paham yang berkembang setelah jaman modern dan memberikan paham baru yang lebih luas mengacu pada liberalisme.

Postmodern dan paham yang lahir karenanya (postmodernism)
Post modernisme secara harafiah dapat diartikan sebagai sebuah masa setelah masa modern, pun dapat diartikan sebagai sebuah zaman yang melahirkan manusia dengan pemikiran yang boleh jadi melawan konsepsi-kosepsi yang dipegang oleh modernisme itu sendiri. Post modernisme menjanjikan sebuah pemahaman akan sebuah dunia baru dengan gejala pemikiran manusia akan perkembangan dunia yang semakin cair dan luwes. Meskipun banyak pemikiran post-modernis melawan pakem-pakem yang dipegang oleh modernis, post modern itu senidiri pun menolaknya. Post modernis mengaku hanya mengkritisi dan mencoba merevisi kesalahan kesalahan modernisme.

Sejarah
-Istilah ini muncul pertama kali pada tahun 1930 dibidang seni oleh Federico de Onis untuk menunjukkan reaksi dari modernisme khususnya puisi Spanyol dan Amerika Latin
-Berawal dari budaya barat seperti yang dikatakan oleh Arnold Toynbee seorang ahli sejarah

Ciri – Ciri :
-menekankan emosi dari pada rasio   
-menekankan media dari pada isi
-menekankan tanda dari pada makna  
-menekankan kemajemukan dari pada penunggalan
-menekankan permainan dari pada keseriusan
-menekankan lokal dari pada universal
-menekankan fiksi dari pada fakta
-menekankan estetika dari pada etika

Tokoh yang terkenal adalah
-Friedrich Wilhem Nietzsche (1844-1900), dan
- Jacques Derrida (Paris, 1930-2004)

Aliran ini mempengaruhi pada seni rupa yaitu Abstrak dan desain.

   
Share:

Real time

Blog Archive

Powered by Blogger.

Blogger templates